Searching...
Minggu, 10 Februari 2013

Anggaran Minim, Pembangunan Jembatan Tersendat


SUBANG, (PRLM).- Pembangunan belasan jembatan permanen di Kabupaten Subang tersendat lantaran minimnya anggaran. Pembangunan sejumlah jembatan itu sudah berlangsung 3-5 tahun tetapi hingga kini belum juga rampung.

Kasi Pembangunan Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Subang, Juli Satia mengungkapkan, Pemkab Subang saat ini tengah menggarap enam belas proyek pembangunan jembatan yang tersebar di sejumlah kecamatan. Dari sejumlah proyek tersebut, baru beberapa di antaranya yang sudah selesai dikerjakan.

“Itu pun hanya jembatan-jembatan kecil, yakni dengan panjang kurang dari sepuluh meter. Sementara untuk jembatan yang panjangnya puluhan meter belum bisa diselesaikan,” katanya saat ditemui di Kantor Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Subang, Kamis (7/2/2013).
Juli menuturkan, sebagian besar pembangunan jembatan merupakan proyek lanjutan dari tahun-tahun sebelumnya. Beberapa jembatan di antaranya terdapat di Kecamatan Cibogo, Sukasari, Patokbeusi, dan Blanakan.

Sejumlah jembatan tersebut kebanyakan menjadi penghubung antardesa, kecamatan, bahkan kabupaten. Di bawah jembatan itu mengalir sungai atau anak sungai yang melintasi wilayah Kabupaten Subang. “Panjang jembatan mencapai puluhan meter. Bahkan, jembatan di Desa Muara, Kecamatan Blanakan panjangnya mencapai 50 meter. Pembangunannya pasti membutuhkan waktu beberapa tahun,” ujar Juli.
Meski sudah berlangsung beberapa tahun, pembangunan belasan jembatan tersebut hingga kini belum rampung. Alasannya, kucuran dana dari APBD kabupaten per tahun minim, yakni sekitar Rp 3 miliar. Sementara kebutuhan dana untuk membangun satu jembatan dengan panjang lebih dari 40 meter bisa mencapai hingga Rp 10 miliar. “Sejauh ini, anggaran sebagian besar hanya dari APBD kabupaten. Bantuan dari provinsi ataupun pusat sangat minim,” kata Juli.

Untuk mengatasi ketiadaan jembatan permanen, warga di sejumlah daerah terpaksa membangun jembatan gantung. Namun, sejumlah jembatan gantung saat ini kondisinya memprihatinkan lantaran konstruksinya tak cukup kokoh untuk memuat beban besar setiap hari.

Kondisi itu di antaranya terdapat di Desa Kawunganten, Kecamatan Cikaum. Jembatan gantung penghubung Kec. Cikaum dan Pagadenbarat tersebut kini kondisinya sudah memprihatinkan. “Jembatan gantung itu banyak digunakan warga sekitar, baik yang berjalan kaki maupun yang menggunakan motor. Bahkan, sampai malam hari pun masih ada yang melintasi jembatan itu,” ujar Oing Abdurohim, tokoh masyarakat Cikaum.
Dengan kondisi itu, Oing meminta agar Pemkab Subang membangun jembatan permanen untuk menggantikan jembatan gantung tersebut. Sebab, usia jembatan gantung itu sudah puluhan tahun, sementara bebannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya aktivitas warga. (A-192/A-147

0 komentar:

Posting Komentar

 
Back to top!